Google.com |
Hal yang
gue lakukan selama melek di malam hari yaitu hanya berada di depan laptop, buka
file-file random, dan ketika gue buka file itu juga, gue suka langsung
kepikiran sesuatu. Banyak hal yang udah ngajarin gue apa itu ketentraman hati,
terlalu banyak hal pula yang udah membuat gue lelah dan give up on it. Dulu
jauh sebelum gue kenal sama hidup gue yang sekarang, gue berusaha mati-matian
mempertahankan suatu hal, tapi bukannya gue dapetin apa yang gue pertahanin
mati-matian itu, gue malah dibuat mati sama hal tersebut.
Setiap ada
masalah selalu aja mereka yang diam seakan-akan dia doang yang paling sakit
hati, dan gue selalu yang memulai untuk berbicara menanyakan apa yang
sebenarnya terjadi. Kalau ngomongin sakit hati mah, semua orang juga sakit hati
kali.
Berkali-kali
berusaha mempertahankan sesuatu hal dengan mati-matian tapi malah bikin mau
mati semua. Kali ini juga gue sedang mempetahankan sesuatu (sebut saja:teman)
Gue mau
mempertahankan, tapi gue ngerasa lelah banget sama ke-dramatisan
yang gue lakuin ini, orang-orang bilang bahwa gue terlalu lebaylah, dramtislah,
apalah, maka dari itu gue capek. Gue capek mempertahankan orang-orang yang
menurut gue penting, tapi orang yang gue pertahanin itu kayaknya nggak mau
dipertahanin, dan malah nganggepnya gue terlalu dramatis dan lebay.
Sebenernya
gue masih mau mempertahankan hal itu, mau banget malah, tapi saat ini gue
cuma takut kalau gue keburu nyerah sama hal itu. Gue takut kalau gue
nyerah. Gue takut. Ta-kut banget.
Banyak orang bilang bahwa gue harus tetep nyoba sebelum bilang nyerah, udah, udah gue coba. Saat gue pancing seberapa respectnya, ternyata sama sekali nggak ada respectnya ke gue.
Yang terakhir gue lakukan hanyalah meminta maaf untuk kesekian kalinya sambil menjabat tangannya dan mendengar responnya hanya, "Iya gue maafin"
Hal yang gue dapatkan dari kejadian itu memberitahukan kepada gue, bahwa Seorang teman yang baik itu ketika ada temannya meminta maaf, bukan menjawab "Iya gue maafin' tapi.... "Gue juga minta maaf ya"
Kesel sih iya, sedih juga, tapi yang paling di sesali adalah gue udah ngerasa cukup. Cukup kecewa, cukup semua-muanya. Kalau kata anak gaul mah, atur aja seasik lo.
Padahalkan sebenernya apa yang dia butuh sama apa yang gue butuh tuh sama lagi, cuma butuh temen yang bisa ngertiin doang kok.
*A few days later*
Yang terakhir gue lakukan hanyalah meminta maaf untuk kesekian kalinya sambil menjabat tangannya dan mendengar responnya hanya, "Iya gue maafin"
Hal yang gue dapatkan dari kejadian itu memberitahukan kepada gue, bahwa Seorang teman yang baik itu ketika ada temannya meminta maaf, bukan menjawab "Iya gue maafin' tapi.... "Gue juga minta maaf ya"
Kesel sih iya, sedih juga, tapi yang paling di sesali adalah gue udah ngerasa cukup. Cukup kecewa, cukup semua-muanya. Kalau kata anak gaul mah, atur aja seasik lo.
Sebaik-baiknya teman tetaplah diri sendiri. - Bu Rere, Seorang yang sudah kenyang dengan ketidakadilan dan kekecewaan