Cerpen: Kertas Kosong
By Deyacdp - 3:49 AM
Sore itu ada seorang gadis yang sedang duduk di atas loteng rumahnya,
menanti senja sambil menikmati tarian burung-burung dilangit, saat itu ia
melihat sekitarnya, dan yang ia lihat hanyalah genting-genting yang disinggahi
banyak keluarga bahagia di dalamnya. Gadis itu pun singgah di salah satu
genting-genting tersebut, ia dikenal oleh orang sekitar tinggal dirumah itu,
rumah paman dan bibinya.
Gadis itu
terlahir dan di besarkan sebagai kertas kosong yang sejak lama tidak pernah
menemukan pensil dan penghapus yang cocok untuk mengisinya. Padahal, ia sudah
sering berkeliling kota, terutama ke toko buku, hanya berharap bisa menemukan
pensil dan penghapus yang selama ini dicarinya.
Gadis itu
selalu menantikan liburan panjang, bulan puasa yang selalu penuh nikmat,
lebaran yang penuh maaf, dan tahun baru yang penuh dengan kemerihaan, hal itu
karena ia selalu merasa kesepian. Gadis itu memang terlahir menjadi kertas
kosong, tetapi ia selalu berharap bisa menemukan sesuatu yang membuatnya tidak
lagi menjadi sebuah kertas kosong. Tetapi seseorang yang hidup tanpa keluarga,
mungkin sangatlah sulit untuk mendapatkannya. Sungguh menyedihkan untuk hidup
yang hanya selalu menyusahkan orang lain.
Tetapi ia
selalu berpikir ada keluarga untuknya di suatu tempat, keluarga yang tak pernah
terlihat, selalu memikirkan mereka, sebagai ayah dan ibu, berpura-pura sebagai
dirinya sendiri.
Di loteng
hembusan anginnya begitu terasa sehingga membuat sang gadis itu memejamkan
matanya sejenak, dalam pejaman matanya ia berdialog dengan seseorang yang tidak
ia kenal..
Seseorang itu
pun bertanya kepadanya, “Apa impian terbesarmu?” ia pun menjawab,
“Impian
terbesar apa maksudmu?”
“Ya, kamu mau
menjadi apa di dunia ini?”
Gadis itu pun
menjawab penuh rasa percaya…
“Di temukan”.
Seketika
seseorang itu pun tersenyum dalam penjaman mata sang gadis, dan terus bertanya..
“Apakah ketika
kamu ditemukan, mereka masih mengenalimu?”
Ia pun
menjawab dengan ragu, “Tidak”
“Lalu?”
“Saya sudah
terlahir sebagai kertas kosong, tetapi saya tidak mau selamanya hanya menjadi
kertas yang kosong, suatu saat nanti kertas kosong ini akan menjadi sebuah buku
tebal yang berisi banyak cerita, yang kelak akan berada di toko buku”
“Menjadi
seorang penulis maksudmu?”
“Tidak juga,
saya hanya ingin menceritakan pada kertas kosong yang saya punya, agar menjadi
sesuatu yang tidak kosong lagi, hingga suatu saat nanti ada nama saya di cover
depan buku tersebut. Mungkin dengan begitu, bukan hanya ditemukan, tapi diakui…”
“Terkadang,
kita tidak perlu menjadi orang lain agar diakui, cukup menjadi diri sendiri
saja sudah lebih dari cukup”
“Terkadang
banyak orang-orang hanya bertanya mengapa saya peduli sekali dengan pengakuan, alasan
sebenarnya adalah bukan hanya diakui agar dianggap, tetapi untuk memberikan
saya kesempatan sebentar untuk merasakan sebuah kasih sayang dari mereka, ayah
dan ibu…”
Orang tersebut
langsung terdiam dan memegang punggung gadis tersebut sambil berkata,
“Suatu saat nanti, saya yakin kamu tidak akan pernah
menjadi kertas kosong lagi..."
“Saya harap
pun begitu”
Jawab gadis tersebut sambil memberikan senyuman yang selalu bisa
menutupi rasa kekosongannya.
4 komentar
Mantap! :))
ReplyDeleteTerlepas dari EYD, tulisannya asyik dan keren. :D
Ciyee template baru. :))
Terlepas dari eyd? Maksudnya gimana, Yog? Template gratisan, Yog. Kerenan template lo ih susah bikinnya juga
ReplyDeletemantap laah
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDelete