[REVIEW] TEMAN TAPI MENIKAH: KARENA CINTA PERTAMA ITU MEMANG SUSAH DILUPAIN. APALAGI KALAU CINTA PERTAMA LO ITU TEMEN SENDIRI
By Deyacdp - 10:49 AM
“Sampe lo suka sama gue, gue musuhin lu seumur hidup” Ucap Ayu (Vanesha Prescilla) kepada Ditto sahabatnya (Adipati Dolken). Pada tanggal
28 Maret 2018 lalu, Film Teman Tapi Menikah karya Sutradara Rako Prijanto resmi
tayang di bioskop seluruh Indonesia. Cerita Film Teman Tapi Menikah sejatinya berasal dari kisah nyata yang
dialami pesinetron Ayudia Bing Slamet bersama suaminya, Ditto 'Percussion' yang
dituturkan dalam bentuk novel rilisan 2016. Seperti yang sudah-sudah, sebelum kamu menyimak tulisan ini
sampai selesai, ada baiknya kamu menonton dulu Trailernya.
Film ini mengangkat tentang "Friendzone”
yang kita semua tahu akhir cerita dari film ini berakhir dengan bahagia. Ayu dan Ditto
akhirnya menikah. Sebelum saya menulis lebih banyak, mari buat kesepakatan
bahwa saya tidak akan menceritakan siapa Ayu, dikarenakan kita semua sudah tahu bahwa Ayu
adalah seorang aktris sinetron, kan?
Bagi Ayu, Ditto hanyalah teman
curhat yang selalu ada, padahal Ditto lebih dari itu. Ditto adalah
sosok sahabat sejati. Ditto mengorbankan perasaannya selama 13 tahun karena tidak
ingin merusak persahabatan yang telah mereka bangun selama bertahun-tahun itu. Lagipula
ada alasan yang sangat kuat di mana Ditto ingin menjadi laki-laki yang dapat
diandalkan dalam segala sesuatu, terutama pada hal financial: ia ingin membahagiakan orang yang sangat
teramat dicintainya yaitu, Ayu.
Namun, menjadi Ditto memang cukup melelahkan. Setiap harinya
yang selalu mendengar curhatan kisah cinta Ayu dengan orang lain dan berusaha untuk selalu menyembunyikan perasaannya dengan mengatasnamakan “Persahabatan”. Dibalik semua itu, Ditto
mempunyai cinta yang luar biasa, ia selalu mengetahui di mana rumah dan
penghuni yang sebenarnya. Pengorbanan dari salah satu pihak, membuat kita sama-sama
sepakat bahwa Ayu sangat beruntung memiliki Ditto dan keduanya begitu bahagia memiliki satu sama lain.
Hingga suatu hari, Ayu bercerita
akan menikah dengan pacarnya Rifnu (Refal Hady). Ditto harus memilih menyatakan
perasaan atau merelakan cinta pertamanya dan menjadi sahabatnya selamanya.
Jatuh cinta pada sahabat sendiri dan memendam rasa selama bertahun-tahun
merupakan premis yang sederhana dan pernah dialami oleh banyak orang. Lalu apa kelebihan
film ini dibandingkan film drama romantis lainnya? Ini adalah kisah nyata yang penontonnya sudah tahu
ending-nya akan seperti apa, karena sosok pada film ini ada di dunia nyata.
Secara umum, film ini cukup baik bila
hanya ingin menjadi sebuah tontonan yang menghibur. Tanpa konflik yang tajam, Film Teman Tapi Menikah terasa 'amat lurus'. kisah penantian 13 tahun diringkas
menjadi 102 menit saja. Hasilnya, beberapa bagian terasa agak buru-buru. Sebenar-benarnya konflik pada film ini adalah perang batin dalam diri
masing-masing tokoh. Ditto yang ada rasa pada Ayu tetapi menahan untuk menyampaikannya,
dan mengalihkannya dengan gonta-ganti pacar. Sementara Ayu berusaha setia
dengan kekasihnya, untuk menepis rasa ketergantungan pada Ditto.
Namun terlepas dari film yang
cenderung datar, Film Teman Tapi Menikah ini memiliki banyak pesan di
antaranya, tentang bagaimana mewujudkan ambisi, cara memotivasi diri sendiri,
dan tentu saja soal keberanian menyatakan cinta. Setuju atau tidak, perasaan
memang tidak bisa dipermainkan, karena walaupun hanya menjadi teman main,
perasaan belum tentu bisa main-main. Sejatinya, semua cinta memang berawal dari
pertemanan, terlebih lagi jika pertemanan itu terjadi pada seorang laki-laki dan perempuan. Pada pertemanan lawan jenis yang berbeda itu pasti akan selalu timbul rasa istimewa, rasa yang beda, rasa yang selalu ingin bersama lebih dari seorang teman. Setuju?
Cerita Film Teman Tapi Menikah yang mengisahkan terjebaknya pada 'Friendzone' begitu dekat dengan kehidupan kisah cinta anak muda zaman sekarang pada umumnya. Soal keberanian untuk menyatakan cinta, dan juga ketakutan terbesar untuk menyatakan. Takut ditinggalkan oleh temannya setelah mengetahui perasaan yang tidak biasa itu atau malah menyesal karena tidak pernah menyatakan perasaan yang sebenarnya sampai akhirnya orang yang disayang bahagia bersama orang lain. Kamu yang mana?
Duet Adipati Dolken dan Vanesha
Prescilla sebagai main cast ini berhasil menjadi tontonan yang menghibur atau
bahkan mengharukan. Ya, walaupun untuk kamu yang sudah menonton film 'Dilan 1990' pasti akan terbayang perannya Vanesha sebagai Milea, tapi usahanya memerankan Ayu
patut diapresiasi. Intermezzo sedikit, jika kamu sudah menonton Film Dilan 1990 pasti ingat dengan tokoh Kang Adi (Refan Hady) yang pada film tersebut menjadi guru privatenya Milea, tetapi ditolak mentah-mentah. Uniknya di Film Teman Tapi Menikah ini, mereka dipertemukan kembali dan dikisahkan sebagai seorang pasangan yang mau menikah, namun lagi-lagi gagal karena Ayu (Vanesha Prescilla) lebih memilih Ditto (Adipati Dolken). Kasihan sekali perannya Refan Hady sudah dua kali gagal hidup bahagia bersama Vanesha. Well anyway, lebih kasihan lagi tokoh Iqbal sebagai tokoh 'Dilan' hanya menjadi teman band-nya Ditto. Wajar sih, kedua filmnya kan sama-sama diproduksi oleh Falcon Pictures.
Balik lagi ke Film Teman Tapi Menikah. Peran Adipati
yang begitu lebur memerankan Ditto tak perlu diragukan lagi, karena statement orang Indonesia terhadap Adipati itu… “Film apapun, kalau yang mainnya Adipati mah bagus-bagus aja”.
Dan statement itu berhasil membuatnya diterima oleh penonton saat memerankan Ditto di Film Teman Tapi Menikah. Menuju akhir Film Teman Tapi Menikah ini, saya
jadi teringat tentang alur cerita Film ‘Refrain’ karya Sutradara Fajar Nugros tentang
persahabatan yang menyimpan perasaan istimewa terhadap sahabatnya sendiri dan film itu sangat baik
diperankan oleh Afgan & Maudy Ayunda. Alur yang begitu mirip membuat saya sempat
underestimate pada film Teman Tapi Menikah ini, namun seperti yang sudah saya bilang sejak awal tulisan ini bahwa, Film Teman Tapi Menikah ini merupakan kisah nyata, dan Refrain hanyalah cerita fiksi.
Film Teman Tapi Menikah memberikan kita pelajaran bahwa kekuatan cinta itu ada nyatanya asal mau saja memperjuangkannya sampai titik penghabisan. Terkadang juga kita memang tak bisa memilih untuk jatuh cinta dengan siapa, tetapi kita selalu bisa memilih mau terus sayang sama yang mana. So, sudah berapa lama kamu menyimpan rasa yang beda dan istimewa terhadap sahabatmu sendiri?
Image & Video Source: Youtube Falcon Pictures
1 komentar
Nonton ini cuma mau liat aktingnya vanesha aja sih hehehe...
ReplyDeleteBW blog-ku ya,...