Selamat jalan, kakek tercintaku (INYI)
By Deyacdp - 5:44 AM
Tepat pada tanggal 30 Mei 2013, kakek tercintaku dipanggil oleh yang maha kuasa pada jam 04.30 WIB diperjalanan kerumah sakit. Bulan Mei kali ini mengingatkan aku akan kesedihan ditahun 2011, saat dimana aku sedang berulang tahun… ternyata ayahku masuk sel, dan sekarang kakek (Inyi) tercintaku bukan masuk mana-mana, melainkan masuk ke liang lahat.
Malam hari sebelumnya, hari Rabu. Aku masih sempet mengobrol dan melihat tawa dari bibirnya… tapi tak ada yang tau akan usia seseorang, inyi pergi begitu cepat.
Tidak ada lagi bau cologne bayi (Parfume inyi), tidak ada lagi yang duduk diatas kursi roda, tidak ada lagi tangan keriput halus yang bisa aku pegang dan dipijit, tidak ada lagi yang minta biskuit, tidak ada lagi kata “Inyi, mau minum?” keluar dari mulutku, tidak ada lagi kekonyolan atas kepikunan inyi selama ini. Setelah kepergian inyi, rumah terasa sepi. Suster inyi kini sudah pindah ketempat orang lain, dan dirumah hanya tinggal menyisa kenangan demi kenangan yang tersimpan rapih. Yang bisa membuat aku terus mengingat inyi hanyalah cologne pigeon nya dan sisir yang sering ia pakai, yang kini aku pakai setiap hari. Tidak ada lagi teriakan dipagi hari, teriakan yang inyi sering lontarkan jika ingin turun dari tempat tidur, ingin ke kamar mandi, dan ingin duduk aja.
Kini semua hanya tinggal kenangan, inyi sudah berpulang kepada yang maha kuasa. Aku hanya bisa berharap disana ia bisa kembali seperti dulu kala, bisa berjalan sendiri tanpa membutuhkan kursi roda, bisa tersenyum dan tertawa seperti dulu tanpa memikirikan siapa pun. Hanya air mata yang selalu hadir diantara kesedihan yang sangat mendalam ini, tapi disisi lain saat dimana aku sholat selaluku selipkan doa untuk kakekku tercinta. Aku berdoa agar Allah melebarkan, menyejukan kuburannya, semua dosanya diampuni, dijauhi dari siksa api neraka, dan semoga ia bisa berkumpul dengan orang-orang yang sudah pergi sebelumnya…
Inyi, aku tau aku bukanlah cucu yang baik apa lagi bisa membuat inyi bahagia. Inyi hanya mengenalku dengan cucu yang bisanya cuma ngerepotin dan bikin ulah. Tapi ketahuilah inyi, sesakit apapun omongan inyi… aku sudah memaafkannya dan aku menyayangimu.
Beristirahatlah yang tenang disana, Nyi. Semua orang dan keluarga disini selalu mendoakan yang terbaik untukmu. Selamat jalan, terima kasih untuk semua cerita yang telah inyi kasih kepada kami semua, khususnya ke hidup aku, Deya. Walaupun Inyi baru bisa merasakan kasih sayang dari aku hanya beberapa bulan ini, tapi sejujurnya aku merindukan senyum dan tawamu…
Dan aku masih berharap, ini hanya mimpi dalam tidurku yang panjang…
Rest, love, and peace.
0 komentar